Kamis, 05 November 2015

EKOSISTEM AKUATIK


Ekosistem Akuatik adalah ekosistem yang komponen abiotiknya sebagian besar terdiri atas air, yang merupakan habitat dari berbagai makhluk hidup (komponen biotik). Ekosistem Akuatik dibedakan menjadi dua macam, yatu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.


A.  Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar memiliki ciri ciri antara lain memiliki kadar garam (salinitas) yang rendah, bahkan lebih rendah dari pada cairan yang ada dalam sel makhluk hidup, variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.

Hampir semua golongan tumbuhan terdapat pada ekosistem air tawar, tumbuhan tingkat tinggi (Dikotil dan Monokotil), tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang biru, ganggang hijau) dan Hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar, misalnya protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung, mammalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang ke air bila mencari makanan saja. Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam rendah.

Berdasarkan dari keadaan airnya, Ekosistem Air Tawar dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
a.  Ekosistem air tawar lentik (tenang), adalah Ekosistem dimana airnya tidak mengalir. Contohnya adalah danau, rawa, dan kolam
b.  Ekosistem air tawar lotik (mengalir), adalah Ekosistem dimana airnya berarus, berarti airnya senantiasa mengalir. Contohnya adalah sungai.



Danau sebagai salah satu contoh Ekosistem Air Tawar

Sedangkan, berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, Ekosistem Air Tawar dibagi menjadi beberapa zona (daerah), yaitu sebagai berikut :
a.  Zona litoral(daerah tepi) merupakan daerah dangkal yang dapat ditembus cahaya matahari hingga ke dasarnya
b.  Zona Limnetik, merupakan daerah yang terbuka yang jauh pada dari tepian sampai kedalaman yang masih dapat ditembus cahaya matahari
c.  Zona profundal, adalah daerah dalam dan tidak dapat ditembus cahaya matahari. Daerah ini dihuni oleh hewan pemangsa dan organisme pengurai dan tidak ditemukan organisme produsen.


B.  Ekosistem Air Laut

Ekosistem Air laut memiliki ciri ciri antara lain memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi, tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, memiliki arus laut yang pergerakannya dipengaruhi oleh arah angin, air, suhu, tekanan air perbedaan densitas (massa jenis) gaya gravitasi, bahkan gaya tektonik, memiliki variasi dari perbedaan suhu pada daerah bagian permukaan dengan daerah laut dalam. Pada Ekosistem Air Laut habitatnya Makhluk hidupnya saling berhubungan antara laut satu dengan laut yang lainnya.

Kadar garam yang terdapat di Ekosistem Air Laut yaitu sekitar 55% namun kadar garam ini bervariasi, ada yang tinggi (contohnya daerah tropika) dan ada yang rendah (laut beriklim dingin).

Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air laut dapat dibagi dalam zona antara lain sebagai berikut :

a.  Zona fotik merupakan daerah yang dapat ditembus cahaya matahari yaitu kedalaman air kurang dari 200 meter.
b.  Zona twilight merupakan daerah dengan kedalaman air antara 200 - 2.000 meter.
c.  Zona afotik merupakan daerah dengan kedalaman lebih dari 2000 meter, daerah ini tidak dapat ditembus cahaya matahari.

Di Dunia terdapat berbagai macam Ekosistem Air Laut. Berikut beberapa diantaranya :

a.  Ekosistem Laut Dalam
Ekosistem ini terdapat pada laut yang dalam dimana merupakan daerah yang senantiasa gelap karena tidak bisa ditembus oleh cahaya matahari. Pada daerah ini tidak ditemukan Produsen dan organisme yang dominan adalah predator dan ikan. Ikan pada daerah ini telah beradaptasi dengan lingkungan yang gelap dimana penutup kulitnya memiliki kandungan fosfor sehingga dapat bercahaya di tempat yang gelap sekalipun.

b.  Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang terdapat di laut yang dangkal dengan air jernih. Biasanya Ekosistem ini terletak pada laut tropis. Organisme yang terdapat pada Ekosistem Terumbu karang adalah hewan-hewan terumbu karang (Coelenterata) sebagai penghasil kapur (CaCO3), yang hidup bersama-sama dengan hewan-hewan lainnya seperti ikan, hewan spons (Porifera), Mollusca (kerang, siput), dan ganggang.

Ekosistem Terumbu Karang

c.  Ekosistem Estuari
Ekosistem Estuari biasanya terdapat pada muara sungai yang semi tertutup yang berhubungan dengan laut. Jadi, ekosistem ini merupakan daerah percampuran air laut dengan air sungai. Salinitas air di estuari lebih rendah daripada air laut, tetapi lebih tinggi daripada air tawar, yaitu sekitar 5 – 25 ppm.

d.  Ekosistem Hutan Mangrove
Ekosistem Hutan Mangrove dikenal juga sebagai Hutan pantai, Hutan pasang surut air laut, Hutan payau, atau Hutan bakau. Ekosistem ini terdapat di daerah tropis hingga subtropis. Ekosistem ini biasanya berada di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

Ekosistem Hutan Mangrove didominasi oleh tanaman bakau (Rhizophora sp.), kayu api (Avicennia sp.), dan bogem (Bruguiera sp.). Tumbuhan bakau memiliki akar yang kuat dan rapat untuk bertahan di lingkungan berlumpur yang mudah goyah oleh hempasan air laut. Akar napasnya berfungsi untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Tumbuhan bakau memiliki buah dengan biji vivipari yang sudah berkecambah dan berakar panjang saat masih di dalam buah sehingga langsung tumbuh ketika jatuh ke lumpur. Hewan-hewan yang hidup di ekosistem ini, antara lain burung, buaya, ikan, biawak, kerang, siput, kepiting, dan udang.

Ekosistem Hutan Mangrove

e.  Ekosistem Pantai Pasir
Ekosistem Pantai Pasir kebanyakan berada di dekat muara sungai yang terdiri dari hamparan pasir yang selalu terkena deburan ombak air laut. Di kawasan ini angin bertiup kencang dan cahaya matahari bersinar kuat pada siang hari. Vegetasi atau tumbuhan yang dominan adalah formasi pes-caprae dan formasi barringtonia. Formasi pes-caprae terdiri atas tanaman berbatang lunak dan berbiji (terna), Contoh tumbuhan pada formasi pes-caprae yaitu Ipomoea pes-caprae, Vigna marina, dan Spinifex littoreus. Sedangkan contoh tumbuhan pada formasi barringtonia terdiri atas perdu dan pohon, misalnya Barringtonia asiatica, Terminalia catappa, Erythrina, Hibiscus tiliaceus, dan Hernandia. Hewan yang hidup di ekosistem ini dari jenis Crustacea, dan Burung.

f.  Ekosistem pantai batu
Ekosistem Pantai Batu terbentuk karena banyaknya bongkahan batu besar maupun batu kecil yang menyebabkan organisme yang hidup pada ekosistem ini sedikit berbeda dengan ekosistem pantai lainnya. Organisme yang dominan yaitu ganggang cokelat, ganggang merah, siput, kerang, kepiting, dan burung.

g.  Ekosistem Pantai Berlumpur
Ekosistem pantai lumpur terbentuk dari pertemuan antara endapan lumpur sungai dengan laut yang berada di muara sungai dan sekitarnya. Apabila sungainya besar, lumpur tersebut membentang luas sampai menjorok ke laut.


0 komentar :

Template by : kendhin x-template.blogspot.com