Jumat, 06 November 2015

SUKSESI


Tentu kita sering melihat kejadian di sekitar kita apabila suatu kebun, atau suatu areal tidak dipelihara maka secara teratur akan terjadi perubahan vegetasi yang terus-menerus, contoh yang dimaksud seperti pada awalnya mulai tumbuh vegetasi perintis yaitu golongan tumbuhan terna seperti rumput pahit, rumput teki, dan sebagainya. Areal atau kebun tersebut dalam beberapa tahun kemudian akan diganti oleh komunitas yang sebagian besar tersusun oleh tumbuhan perdu dan pohon seperti, senduduk, laban, kirinyu dan sebagainya, atau dapat pula hanya terdiri atas alang-alang. Bila tidak terjadi gangguan apa pun selama proses tersebut berjalan akan terlihat bahwa perubahan itu berlangsung ke satu arah. Hal ini merupakan contoh konsep suksesi secara sederhana.


A.  Pengertian Suksesi

Pengertian Suksesi sendiri yaitu proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil. Akhir proses suksesi yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya.

 
Gambar Tahap - Tahap terbentuknya Suksesi pada suatu Ekosistem

B.  Jenis - Jenis Suksesi

Berdasarkan kondisi habitat pada awal proses suksesi, suksesi dibedakan menjadi dua macam yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder

a.  Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Pada suksesi primer terbentuk komunitas pada daerah yang telah gundul atau kosong.

Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun campur tangan manusia. Gangguan secara alami misalnya gunung meletus dan tanah longsor dan endapan lumpur di muara sungai. Sedangkan gangguan oleh campur tangan manusia misalnya kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi).

Suksesi primer ini diawali tumbuhnya organisme pionir. Organisme pionir memiliki batas toleransi yang luas terhadap variasi lingkungan seperti tahan terhadap keadaan ekstrim seperti suhu dan ketersediaan air. Contoh organisme yang mampu bertahan pada kondisi yang ekstrim antara lain lumut, kerak (Lichen), Cyanobacteria, dan ganggang. Organisme tersebut datang dalam bentuk spora yang toleran pada faktor lingkungan yang ekstrim.

Suksesi dapat terjadi di daratan dan perairan. Pada perairan, partikel tanah dan debu terbawa air yang akhirnya mengendap di dasar perairan. Partikel tanah dan debu yang mengendap menjadi media serta nutrisi bagi tumbuhan air, Bakteri, spora, ganggang, dan spora lumut kerak juga terbawa ke dalam air. Bakteri akan menguraikan organisme yang telah mati sehingga menghasilkan nutrien di dalam air. Nutrien tersebut akan digunakan oleh organisme lain. Siklus seperti ini akan terulang-ulang secara konstan.setelah beberapa lama, populasi baru akan memasuki daerah tersebut sehingga terbentuk komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap terhadap perubahan.

b.  Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan tetapi hanya mengakibatkan rusaknya sebagian komunitas. Jadi, suksesi sekunder tidak dimulai dari organisme pionir. Gangguan tersebut dibedakan menjadi gangguan alami seperti gelombang tsunami, banjir, erosi, kebakaran, aktivitas vulkanik dan angin topan. Dan gangguan yang disebabkan oleh campur tangan manusia seperti penebangan hutan dan pembukaan lahan dengan cara membakar hutan.

Berdasarkan Lokasi atau Tempat Habitat pada awal proses suksesi, suksesi dibedakan menjadi beberapa tipe antara lain Hidrosere, Halosere, dan Xerosere.

1.  Hidrosere
Hidrosere adalah tipe suksesi yang berkembang di daerah atau habitat perairan yang biasanya disebut Hidrarch. Vegetasi yang sering berganti dalam hidrarch disebut hidrosere. Tipe suksesi ini tidak memerlukan komunitas aquatik untuk menuju ke perkembangan komunitas daratan. Jika air yang ada itu dalam jumlah cukup besar dan sangat dalam atau jika air selalu bergerak kuat (beratus atau bergelombang) atau adanya kekuatan fisik lain maka suksesi akan menghasilkan suatu komunitas aquatik yang stabil dan sukar mengalami pergantian. Jadi suksesi ini hanya terjadi jika kolonisasi komunitas tumbuhan menempati kolam buatan yang kecil dan dangkal, serta diikuti terjadinya erosi tanah di tepi danau, sehingga batas (tubuh) air akan semakin kecil dan hilang setelah waktu yang lama. Biasanya pada tipe suksesi ini yang menjadi tumbuhan pionir adalah tumbuhan air yang terendam, kemudian dirusak tumbuhan terapung seperti eceng gondok, kemudian rumpur rawa, rumput daratan, semak dan akhirnya pohon.

Pada kolam, eceng gondok berangsur-angsur akan menutup permukaan air, kemudian akumulasi seresahnya baru menumpuk di dasar kolam dan lama kemudian mengubah kolam menjadi rawa dengan jenis tumbuhan baru yang mematikan jenis tumbuhan sebelumnya. Secara berangsur-angsur kemudian habitat yang lebih kering dengan aerasi yang lebih baik yang akhirnya akan terjadi tanah yang cukup matang dan tebal

2.  Halosere
Halosere adalah tipe suksesi yang berkembang di tanah bergaram atau air asin.

3.  Xerosere
Xerosere adalah tipe suksesi yang berkembang di daerah xerik atau kering, biasanya disebut xerarch. Tipe suksesi ini sendiri terbagi menjadi dua macam yakni Psammosere (suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir). Dan Lithosere (suksesi vegatasi yang dimulai pada batuan).

Suksesi xerik biasanya terjadi pada lahan yang tinggal batuan induknya saja. Dengan demikian tumbuhan yang mampu hidup disitu harus tumbuhan yang tahan kering dan mampu hidup di tanah miskin.


C.  Komponen dan Faktor yang Mempengaruhi Suksesi

Clements (1974) membagi 6 sub komponen dalam proses suksesi yaitu:
1.  Nudasi, yaitu terbukanya lahan, bersih dari vegetasi
2.  Migrasi, yaitu tersebarnya biji
3.  Eksesis, yaitu proses perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksi
4.  Kompetisi, yaitu adanya pergantian spesies
5.  Reaksi, yaitu perubahan habitat karena aktivitas spesies
6.  Klimaks, yaitu komunitas stabil

Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
a.  Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan.
b.  Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
c.  Kehadiran pemencar benih
d.  Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membantu penyebaran biji, spora, dan benih serta curah hujan.
e.  Jenis substrat baru yang terbentuk.
f.  Sifat-sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.


D.  Contoh Peristiwa Suksesi

Di Dunia terdapat beberapa kawasan yang bisa menjadi contoh yang menggambarkan proses suksesi. Berikut beberapa contohnya :

a.  Danau Gatun, terletak di Terusan Panama Amerika Tengah. Pada Tahap awal dimana danau kosong dan tidak terdapat vegetasi, setelah itu mulai muncul komunitas pionir yaitu tumbuhan air terapung seperti saliva Auriculata, pistiastratioites, Utricularia mixta, Jessieua natans. Setelah itu komunitas mulai diselingi oleh Komunitas teratai seperti Nymphaeampla. Pada tahap selanjutnya Komunitas di danau ini berubah setelah didominasi Komunitas tumbuhan air menjulang, seperti Typha angsutifollia, Acrostychum danaeifolium, Crinum erubescens, Hibiscus sorius, dan Sagitaria lancifolia. Pada tahap selanjutnya Komunitas Tumbuhan air menjulang digantikan oleh Komunitas rawa buluh, dimana terdapat vegetasi tumbuhan seperti Cyperus giganteus, Scirpus cubensis dan jenis-jenis Cyperaceae lainnya, bersama-sama dengan rumput besar seperti Phraqmites communis dan Gynerium sagittatum, yang juga terdapat Jussieuasuffruticosa. Selanjutnya pada tahap terakhir Suksesi yang terjadi di Danau Jatun adalah Komunitas rawa belukar yang memiliki vegetasi seperti Dalberqia ecastophylla, Montrichardia arborescens (herba dikotil) dan paku-pakuan serta keladi tinggi. Proses suksesi yang terjadi di Danau Gatun dapat dikategorikan sebagai peristiwa Suksesi yang bertipe Hidrosere.

b.  Gunung Krakatau yang terletak di Indonesia pernah meletus pada tahun 1883 yang menghanguskan semua vegetasi di Pulau Krakatau, setelah letusan tersebut daerah tersebut menjadi tandus. Suksesi primer yang terjadi di daerah bekas letusan gunung Krakatau pertama-tama dimulai dari tumbuhan pioner yaitu lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang menyebabkan pelapukan di tanah. Tahap berikutnya tumbuh paku-pakuan, yang merupakan benih yang datang dari luar daerah, paku-pakuan dapat tumbuh dengan subur.

Pada tahapan selanjutnya dominasi tumbuhan digantikan oleh tumbuhan herba yang tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya. Sementara itu rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terus mengadakan pelapukan lahan. Pada penghujung proses mulai tumbuh pohon pohon yang mendesak tumbuhan belukar dan lama-kelamaan terbentuklah Ekosistem Hutan. Saat itulah ekosistem di Pulau Krakatau mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, perubahan yang terjadi selanjutnya sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu.

c.  Danau Victoria, terletak di Afrika Timur. Pada Tahap awal dimana danau tidak terdapat vegetasi, setelah itu mulai muncul komunitas pionir yaitu Vegetasi tumbuhan terapung dan terendam yang terdiri dari Nymphaea ceratophyllum, Trapa dan sebagainya. Selang beberapa lama kemudian Komunitas ini digantikan oleh Komunitas yang merupakan campuran antara paku-pakuan, Cyperaceae, Poaeceae dan herba. Dalam perkembangannya Komunitas ini kemudian digantikan oleh komunitas Rawa Lymnophyton didominasi oleh Cyperus papyrus dan rumput Mischanthidium violaceum dengan Lymnophyton obtusitolium sebagai subdominan. Berikutnya adalah Komunitas Rawa papyrus, yang didominasi oleh Cyperus papyrus disertai oleh jenis lainnya sebagai tambahan. Rawa palm Phoenix adalah proses yang selanjutnya, terdiri dari banyak pohon-pohon yang tingginya 6-9 m diantaranya Phoenix reclinata dan Mitraqyna stipulosa. Komunitas Akhir yang terjadi di Danau Victoria adalah Hutan Hujan yang berarti ekosistem telah mencapai klimaks. Proses suksesi yang terjadi di Danau Gatun dapat dikategorikan sebagai peristiwa Suksesi yang bertipe Hidrosere.

0 komentar :

Template by : kendhin x-template.blogspot.com